Ada beberapa teknik pengunaan lampu kilat yaitu bounce flash, diffuse flash, direct flash, off camera flash.
Teknik bounce flash (pantul)
Tujuan mengunakan teknik ini adalah untuk memantulkan cahaya dari
flash ke permukaan yang lebih besar seperti langit-langit atau dinding.
Dengan memantulkan cahaya dari flash, maka cahaya ruangan yang ada
menjadi lebih merata dan halus. Teknik ini baik digunakan di dalam
ruangan dengan langit-langit yang tidak terlalu tinggi.
Teknik Diffuse Light (menyebarkan cahaya)
Tujuannya sama dengan bounce yaitu membuat cahaya lebih merata dan
halus. Teknik ini bisa dicapai dengan mengunakan aksesori seperti Gari
Fong lightsphere atau stofen omnibounce. Dengan salah satu aksesori
ini, kita bisa menyebarkan cahaya ke seluruh arah. Teknik ini baik
digunakan di dalam ruangan yang relatif kecil.
Teknik Direct Flash (langsung)
Cara mengunakan teknik ini adalah dengan mengarahkan flash langsung
ke subjek. Biasanya hasil dari direct flash cukup kasar, maka dari itu
sering dihindari. Tapi kalau kita tidak bisa melakukan teknik bounce
atau diffuse karena keterbatasan lingkungan, maka teknik ini bisa
dilakukan.
Teknik Off Camera Flash
Tujuan teknik ini adalah untuk menghasilkan cahaya yang tearah pada
suatu subjek. Misalnya dalam potret manusia, mengunakan teknik ini
dengan benar dapat menghasilkan foto objek seperti tiga dimensi. Untuk
mengunakan teknik ini, diperlukan penghubung antara kamera dan lampu
kilat. Alat penghubung antara lain seperti kabel sinkronisasi (cable
sync flash), atau wireless trigger (alat pemantik nirkabel). Dengan
adanya alat penghubung, kamera bisa mengatur satu lampu kilat ataupun
beberapa lampu kilat yang disusun dalam beberapa kelompok. Ada
beberapa kamera Digital SLR tingkat menengah seperti Nikon D90 dan
Olympus E-620 memiliki wireless trigger built-in sehingga tidak
memerlukan alat penghubung tambahan. Tapi biasanya, fitur ini ada
kelemahannya seperti jangkauan yang pendek dan tidak terlalu bisa
diandalkan di setiap situasi.
Sebagai Fotografer, kita dituntut untuk bisa menyadari dan memilih
teknik terbaik tergantung situasi, kondisi dan hasil yang ingin dicapai.
(j-red)
Semoga membantu.
sumber : oom digit
Rabu, 12 Juni 2013
Minggu, 02 Juni 2013
Belajar Fotografi Foto Produk
Lalu, bagaimana caranya agar anda bisa mendapatkan hasil foto portrait
yang baik? Berikut ini ada beberapa tips yang bisa membantu anda membuat
foto produk yang baik:
1. Sediakan waktu khusus untuk memotret. Usahakan agar anda bisa
berkonsentrasi penuh untuk memotret produk anda. Jika terburu-buru,
hasil foto produk anda akan terlihat tidak maksimal dan kurang baik.
2. Memotret di siang hari. Jika anda menggunakan peralatan kamera standar (bukan kamera professional atau jasa fotografi, atau foto studio),
lebih baik gunakan kekuatan sinar matahari untuk pencahayaan. Hal ini
penting diperhatikan karena kekuatan sinar flash dari kamera kadang
membuat warna produk menjadi berbeda dengan aslinya dan kekuatannya
tidak mencukupi untuk bisa menampilkan keindahan produk anda. Selain itu
jika produk anda termasuk benda yang bisa memantulkan sinar dan anda
menggunakan sinar flash, akan tampak ada pantulan cahaya di produk anda.
Photo by: aldiphotography
3. Tata rapi produk anda. Jangan asal memotret, untuk produk sandang,
pasang produk pada manekin, buka lipatannya, dan jika mungkin, setrika
terlebih dahulu agar tidak terlihat garis bekas lipatan. Pakaikan pada
model, agar calon pembeli bisa membayangkan bentuknya saat dikenakan.
4. Perhatikan detail. Jika produk memiliki detail yang ingin ditonjolkan, ambil foto dari beberapa sudut. Dan juga foto close up di foto studio detail yang ingin diperlihatkan.
5. Ambil beberapa foto untuk satu produk. Hal ini akan memudahkan anda untuk memilih foto terbaik yang akan ditampilkan.
6. Pergunakan backdrop polos. Sebisa mungkin gunakan latar belakang polos untuk memudahkan proses pengeditan.
7. Edit foto sebelum di-upload. Besarnya file foto yang kita upload akan
mempengaruhi kecepatan download website/blog kita. Sesuaikan resolusi
dan besarnya gambar yang akan di-upload. Biasanya resolusi yang cukup
”web friendly” adalah resolusi vga (800×600 pixel).
8. Be creative! Jangan hanya memotret produk apa adanya. Tambahkan
elemen-elemen lain yang bisa mempercantik produk. Siapa tahu elemen
tersebut malah bisa kita jual juga.
Photo by: aldiphotography
Jika anda mengalami kesulitan dalam membuat foto produk anda , dan budget anda terbatas, StudioFotografi akan bantu dengan sepenuh hati mewujudkan webstore/blog anda dengan maksimal
dikutip dari berbagai sumber
Sumber : http://studiofotografi.com
Langganan:
Postingan (Atom)