Rabu, 28 Agustus 2013

Teknik Fotografi untuk Pengambilan Foto Makro

Melihat foto bunga yang tampak begitu detail hingga ke putik-putiknya atau foto belalang hingga kakinya tampak jelas tentu menyenangkan, lalu bagaimana teknik fotografinya? Jawabannya adalah menggunakan teknik foto makro. Mendengar kata makro sebagian orang mungkin berpikir bahwa foto makro itu adalah foto untuk objek yang berukuran besar. Padahal justru sebaliknya, objek fotonya malahan kecil namun dengan teknik fotografi khusus, gambar menjadi tampak lebih besar tapi tetap jelas

Teknik Fotografi Makro dan Cara Penggunaannya
Tekni fotografi bagi yang ingin mengambil gambar makro adalah sebagai berikut:
1. Tentukan objek yang ingin diambil. Pastinya objek adalah benda-benda kecil.
2. Objek benda mati. Pada tahap awal akan lebih mudah jika kita menggunakan objek benda mati seperti bunga atau polpen.
3. Buat pengaturan menjadi makro. Kamera digital banyak yang menggunakan simbol bunga untuk pengaturan makro. Pilih saja menu tersebut.
4. Foto makro biasanya fokus pada salah satu titik/objek dan mengaburkan objek lainnya. Misalkan bunga, kita bisa membuat fokus ujung bunganya saja dan membuat blur tangkainya.
5. Setelah kamera disetting makro, arahkan lensa pada objek.
6. Tekan setengah dari tombol bidik dan temukan fokus yang diinginkan. Jika dengan sekali pencet belum ketemu, pencet sampai beberapa kali sampai kita dapatkan fokus.
7. Setelah fokus didapat, pertahankan posisi menekan tombol bidik setengah lalu pencet lebih dalam hingga foto terambil.

Cara ini bisa juga diterapkan ketika kita melakukan pengambilan untuk benda kecil yang bergerak seperti kupu-kupu, semut, dan belalang. Hanya saja karena hewan cukup sensitif dengan pergerakan manusia, kita musti mengambil foto dengan jarak yang lumayan jauh. Di sini akan cukup repot kalau kita menggunakan kamera pocket. Jadi jika ingin serius mendalami foto makro dan tertarik dengan pengambilan objek bergerak, akan lebih mudah jika menggunakan digital SLR. Hanya saja harganya memang relatif lebih mahal dari kamera pocket biasa. Tinggal mana yang anda inginkan, kalau sekedar ingin berlatih mengambil foto makro bisa lebih dulu memilih objek yang berhenti. Mudah bukan teknik fotografi ini?

Teknik Fotografi Makro untuk Objek Produk
Ketika kita mengambil gambar produk berupa makanan atau minuman, teknik fotografi yang dipakai biasanya juga menggunakan foto makro. Hanya saja cara pengambilannya berbeda dengan ketika kita mengambil foto bunga tadi. Untuk produk, usahakan kita mengambilnya dengan kecerahan yang optimal dan pengambilan gambarnya jangan sampai ada bayangan. Caranya mudahnya adalah bikin studio mini berupa kotak. Agar tidak menghabiskan banyak dana kita bisa menggunakan kardus lalu di setiap sisinya ditempeli kertas putih. Setelah itu letakkan objek di dalam kardus dan beri pencahayaan. Berikan lampu secukupnya hingga anda dapatkan kecerahan maksimal dan tidak ada bayangan yang terbentuk. Ketika objek sudah bisa diambil gambarnya, lakukan teknik fotografi makro sebagaimana yang dituliskan diatas. Selamat mencoba.

Sumber : http://belajarphotography.com

Kamis, 15 Agustus 2013

Makna Selembar Foto





Ketika seseorang melihat selembar foto, apa sebenarnya yang ia lihat? Hanya gambarnya atau cerita dalam gambar tersebut? Atau pesan tertentu dari simbolisasi gambar? Atau kenangan tertentu?

Pada dasarnya selembar foto adalah media ungkapan berkomunikasi seorang fotografer kepada pengamat foto tersebut.  Sebuah foto  adalah ungkapan bahasa gambar/visual seseorang. Jika kita mengarahkan kamera ke suatu obyek tertentu, dalam benak pemotret akan muncul keinginan memperlihatkan hasil fotonya kepada “seseorang”. Seseorang di sini bisa dirinya sendiri sebagai penikmat, maupun publik secara luas. Keingian bercerita terkadang menjadi kebutuhan seseorang. Sehingga pada saat itulah foto menjadi alat untuk berkomunikasi, sebagai media untuk bercerita.

Untuk dapat mengungkapkan secara baik melalui foto, maka tata bahasa yang digunakan pun harus tepat dan sesuai dengan konteksnya. Tata bahasa dalam bahasa visual fotografi meliputi penerapan teknik, komposisi dan tata cahaya, serta estetika. Aplikasi yang tepat menyebabkan seorang pengamat akan memahami dan mengerti arti ungkapan fotografernya .

Banyak ragam informasi yang dapat diungkapkan pemotret kepada audiensnya, sehingga muncul istilah-istilah dan kategori dalam fotografi yang mengacu pada obyek pemotretannya, seperti: foto pemandangan, foto anak, foto model, foto still life (alam benda), foto produk, foto arsitektur, dan sebagainya. Selain itu muncul juga istilah dalam fotografi  yang mengaju pada tujuan pemotretannya, misal: foto komersial, foto seni, foto dokumentasi, foto jurnalistik, foto salon, dan lain sebagainya .

Bagaimanapun sederhananya sebuah tujuan pemotretan, maka yang harus diperhatikan adalah ketrampilan pengoperasian kamera. Menguasai kamera adalah ketrampilan wajib. Setiap kamera memiliki karakteristiknya sendiri, oleh karena itu kamera yang kita miliki harus dipahami cara kerjanya.

 Ketrampilan dasar yang lain adalah tata cahaya. Meskipun fotografi  membutuhkan cahaya, namun bukan sembarang cahaya yang dapat membentuk foto. Ada banyak pengaturan cahaya, yang mendasari pembuatan foto . Baik itu mengenai arah cahaya, maupun kualitas cahayanya. Ada lighting dari depan, samping, maupun dari belakang obyek. Ada juga cahaya yang soft, untuk memotret wanita dan anak-anak, dan cahaya yang hard untuk memotret pria.

Terakhir, foto tidak hanya indah, namun juga harus implisit ada pesan di dalamnya. Ada sesuatu yang ingin disampaikan. Penikmat pun diharapkan menangkap pesan tersebut, dan merenungi makna yang terkandung.

Sabtu, 10 Agustus 2013

Tentang kode error pada kamera DSLR Canon

Kamera digital khususnya DSLR adalah peranti yang rumit, gabungan antara mekanik, optik dan elektronik yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan gambar digital. Adakalanya hal-hal tidak berjalan dengan semestinya dan kamera menunjukkan adanya error di layar LCD, biasanya diikuti dengan kamera tidak bisa dipakai memotret. Khusus untuk DSLR Canon, kode error disertakan untuk mengidentifikasi masalahnya, walau bagi pengguna kode-kode ini hanya angka yang tidak dipahami apa maksudnya.

Untuk sekedar memahami masalah apa yang sedang terjadi, kami sajikan tulisan mengenai arti kode error kamera Canon, lalu mengambil langkah diagnosa dan upaya sederhana untuk mengatasi error tersebut. Tapi tulisan ini bukan untuk meminta anda memperbaiki sendiri kamera dalam arti reparasi atau ‘bongkar pasang’. Selalu konsultasikan dengan perwakilan servis resmi Canon terdekat dan bila dalam masa garansi semestinya anda tidak perlu keluar biaya perbaikan.
Error di kamera Canon bisa terjadi karena banyak kemungkinan, mulai dari koneksi data bodi ke lensa, masalah di kartu memori, shutter unit sampai masalah yang tidak spesifik. Untuk kodenya sendiri bisa digolongkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok kode umum dari awal DSLR Canon dan kelompok error di kamera modern.
Kode error umum :
Err 01: Lens to body communication error
‘Communications between the camera and lens is faulty. Clean the lens contacts.’
Komunikasi lensa dan kamera entah mengapa bisa jadi bermasalah, misal  di dalam lensa itu sendiri, mungkin bodi kamera, atau sesuatu yang sederhana seperti sidik jari luntur pada pin kontak data di mount lensa. Bila error terjadi, kamera tidak bisa mengenal lensa yang dipasang apalagi membaca informasi pengukuran jarak dari lensa.
Err 02: Memory card error
‘Card cannot be accessed. Reinsert/change card or format card with camera.’
Ada masalah dengan komunikasi antara kamera dan kartu memori (sekali lagi, bisa jadi di dalam kamera, atau kartu), atau kamera telah mendeteksi kesalahan yang berbeda dengan kartu tertentu.
Err 04: Card full
‘Cannot save images because card is full. Replace card.’
Kamera mendeteksi bahwa tidak ada ruang yang tersedia untuk penyimpanan gambar pada kartu memori. Bisa jadi memang kartunya penuh, atau entah kenapa ruang kosong yang ada di kartu tidak terbaca oleh kamera.
Err 05: Built-in flash obstruction
‘The built-in flash could not be raised. Turn the camera off and on again.’
Kamera dengan built-in flash bisa mengalami error seperti ini, misal ada sesuatu yang menghalangi flash terbuka ke atas atau faktor lain.
Err 06: Self-cleaning  sensor malfunction
‘Sensor cleaning is not possible. Turn the camera off and on again.’
Ada masalah dengan sistem mekanisme pembersihan debu pada sensor dengan cara menggetarkan sensor. Mungkin mekaniknya sudah lemah akibat terlalu sering melakukan proses sensor cleaning.
Err 99: Kode ‘klasik’ untuk masalah yang tidak spesifik
Error 99 merupakan pesan kesalahan yang mungkin paling sering dialami para pemilik Canon di seluruh dunia. Pesan ini tidak memberi informasi spesifik tentang apa yang sedang terjadi dan sebaiknya dikonsultasikan dengan servis resmi Canon terdekat.
Kode error khusus :
Kode berikut ini lebih spesifik dan mulai digunakan pada kamera DSLR Canon modern, dengan tujuan membantu mengetahui lebih detil bagain apa yang sedang terganggu.
Err 10: file malfunction
Kamera menemukan  kesalahan dalam file yang ditulis (atau berusaha untuk ditulis) ke kartu memori.
Err 20: mechanical malfunction
Kemungkinan gangguan mekanik ada di komponen cermin (yang bergerak naik turun), shutter atau bukaan diafragma lensa.
Err 30: Shutter malfunction

Shutter unit yang macet
Berbeda dengan Err 20, yang satu ini  menunjukkan masalah dengan shutter unit … itu bisa berupa masalah mekanis (shutter macet karena usia pakai), atau semacam kesalahan komunikasi elektronik antara kamera dengan shutter unit.
Err 40: power source malfunction
Sebuah kesalahan internal dalam mendapatkan daya dari baterai untuk beberapa bagian dari kamera telah terdeteksi. Kemungkinan besar, itu bukan sekedar baterai yang lemah, lebih cenderung pada indikasi baterainya bermasalah.
Err 50: electronic control malfunction
Kebalikan dari error mekanik, kode ini menyatakan ada masalah dengan elektroniknya. Ini rumit, karena mungkin pada prosesor atau sirkuit elektronik kamera.
Err 70: Image malfuction
Sesuatu yang berhubungan dengan data yang sedang ditulis ke kartu memori terdeteksi  bermasalah  … ini mungkin bukan kesalahan memori kartu yang sederhana, walaupun tentu saja yang tidak dapat dikesampingkan.
Err 80: electronic control or image malfunction
Error ini juga berhubungan dengan elektronik dan gambar, namun lebih spesifik pada kendali elektronik seperti roda, tuas atau tombol.

Apa yang harus Anda lakukan?
Pertama, ingat bahwa masalahnya mungkin hanya terjadi sekali dua kali, entah mengapa lalu setelah itu normal kembali. Jika Anda keluarkan baterai kamera selama beberapa detik, dan kemudian dipasang kembali,  pada dasarnya itu adalah booting ulang kamera - seperti restart komputer, kadang-kadang bisa berhasil. Jadi secara umum, ini adalah langkah awal yang harus dilakukan  jika Anda menemukan pesan kesalahan.
Tapi itu mungkin tidak selalu bekerja. Setelah memasukkan kembali baterai, kamera bisa jadi terus menampilkan pesan kesalahan, atau mungkin kembali muncul setelah Anda mencoba untuk memotret lagi. Untuk kasus spesifik seperti kontak bodi dan lensa, coba lepaskan lensa dan lihat kontak data apakah kotor atau berkarat. Bersihkan dengan hati-hati dengan kain lembab yang lembut (jangan gunakan penghapus) dan coba pasang lagi lalu hidupkan. Untuk masalah yang berkaitan dengan memori, coba format memori atau ganti dengan memori lain.
Bila masalah tetap berulang, jangan coba perbaiki sendiri. Bawalah kamera ke servis resmi dengan menceritakan error yang terjadi, upaya yang telah anda lakukan, dan siapkan kartu garansi bila masih dalam masa garansi.
Sumber :
http://www.learn.usa.canon.com/resources/articles/2012/eos_error_msgs.shtml
http://www.canon.co.uk/Support/Consumer_Products/products/cameras/Digital_SLR/index.aspx
No related posts.

Kamis, 08 Agustus 2013

TEKNIK KREATIF FOTOGRAFI

High Speed Photography
Sebuah teknik fotografi yang memanfaatkan hasil yang terjadi karena menggunakan kecepatan shutter speed yang tinggi
Cara untuk mendapatkan Shutter Speed yang tinggi (cahaya hanya mengenai film/sensor dalam waktu yang sangat singkat) :
o Menggunakan Film speed tinggi → film yang peka cahaya dapat menerima cahaya lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat
o Menggunakan lensa dengan Maximum Aperture besar → banyak cahaya yang masuk sehingga shutter speed harus tinggi

Efek High Speed Photography :
o Subjek bergerak menjadi Freeze (beku/diam)
o Bila menggunakan aperture besar, DOF menjadi sempit

• Slow Speed Photography
Sebuah teknik fotografi yang memanfaatkan hasil yang terjadi karena menggunakan kecepatan shutter speed yang rendah
Cara untuk mendapatkan Shutter Speed yang rendah (cahaya mengenai film/sensor dalam waktu yang lebih lama) :
o Menggunakan Film speed rendah → film yang tidak peka cahaya memerlukan waktu pencahayaan yang lebih lama
o Memilih f-number besar pada lensa → cahaya sedikit masuk sehingga shutter speed harus rendah

Efek High Speed Photography :
o Subjek bergerak menjadi ‘motion blur’
o Bila menggunakan aperture kecil, DOF menjadi luas

• Panning
Sebuah teknik slow speed fotografi dengan menggerakkan kamera pada saat pemotretan dengan mengikuti gerakan subjek sehingga menghasilkan subjek yang relatif fokus sedangkan background terlihat blur.
Cara untuk melakukan teknik Panning:
o Gunakkan shutter speed yang rendah. Mulai dari 1/60 kemudian eksperimen lebih cepat atau lebih lambat dari angka tersebut.
o Pada saat subjek mendekat, arahkan kamera dan fokus.
o Tekan tombol shutter speed dan terus gerakkan kamera mengikuti gerakkan subjek sampai subjek menjauh.

• Zooming
Sebuah teknik fotografi slow shutter speed dengan merubah focal length lensa pada lensa zoom (dengan cara menarik atau mendorong gelang zoom pada lensa) sehingga menghasilkan efek seolah-olah subjek bergerak mendekat (zoom in) atau menjauh (zoom out).
Cara untuk melakukan teknik Zooming:
o Atur agar kamera dalam keadaan stabil
o Atur shutter speed tidak lebih cepat dari 1/30
o Tekan tombol shutter speed kemudian selama shutter speed terbuka geser gelang zoom pada lensa sesuai dengan efek yang diinginkan apakah zoom in atau zoom out

• Hyperfocal
Untuk mendapatkan DOF yang p y g luas dapat saja atur jarak fokus di Infinity.
Tapi dengan teknik Hyperfocal dapat menghasilkan DOF yang lebih luas.
Cara untuk melakukan teknik Hyperfocal:
o Pilih aperture
o Atur gelang fokus pada lensa sehingga tanda fokus Infinity (∞) berada
pada angka aperture (yang dipilih pada langkah di atas) di skala Depth Of
Field.

• Selective Focus
Sebuah teknik fotografi dengan memanfaatkan Depth of Field untuk
mengisolasi / memisahkan subjek dari objek-objek lain yang berada
didekatnya.
Teknik ini berguna ketika subjek berada diantara background dan foreground
yang kompleks/crowded.
Cara untuk melakukan teknik Selective Focus:
o Fokus pada subjek
o Baca jarak subjek di gelang fokus lensa
o Dengan berpatokan pada skala Depth Of Field, pilih Aperture berdasarkan luas Depth of Field yang diinginkan untuk mengisolasi subjek.
Misalkan subjek adalah 0.7 m
Untuk mendapatkan subjek yang fokus dari jarak 0.5 m sampai 1 m maka dipilih F/8

• Bulb
Sebuah teknik fotografi slow shutter speed dengan menggunakan shutter
speed yang sangat lambat (> 1 detik).
Untuk menggunakan teknik ini pada kamera harus ada pilihan shutter speed
lebih lama dari 1 detik atau fitur shutter speed :
o B (Bulb) – Shutter akan terus terbuka selama tombol shutter ditekan
o T (Time) – Shutter akan terus terbuka sampai tombol shutter ditekan kembali

Cara untuk melakukan teknik Bulb:
o Atur agar kamera dalam keadaan stabil
o Atur shutter speed > 1 detik atau gunakan seting B atau T.
o Jangan tekan tombol shutter dengan jari tangan karena akan menimbulkan getaran.
Gunakan:
• Camera timer untuk kamera digital
• Cable release untuk kamera analog dengan seting B atau T
• Wireless remote untuk kamera digital atau analog dengan seting T
 -dari berbagai sumber-

Rabu, 07 Agustus 2013

Bagaimana supaya foto tidak blur

Biasanya, kesalahan fotografer pemula adalah salah memperhitungkan shutter speed (kecepatan rana) sehingga foto menjadi blur.  

Ada dua faktor utama yang membuat foto menjadi blur

Pertama adalah setting kecepatan rana Anda terlalu lambat dibandingkan dengan rentang lensa (focal length) lensa Anda. Pada umumnya, supaya foto Anda tidak blur akibat getaran tangan kita, rumusnya adalah 1 / rentang fokal lensa. Contoh, bila Anda mengambil foto dalam rentang fokal 100mm, maka Anda memerlukan kecepatan rana 1/100. Rumus ini berlaku bila Anda mengunakan kamera full frame sensor. Untuk kamera Digital SLR yang ada dipasar, sebagian besar mengunakan sensor yang lebih kecil. Sensor ini bervariasi antara kamera yang satu dengan yang lain. Tetapi pada umumnya Canon mengunakan 1.6X, Nikon, Sony, Pentax mengunakan 1.5X dan Olympus mengunakan 2X. Dengan adanya variasi tersebut, maka perhitungannya menjadi sedikit lebih rumit. Kembali ke contoh awal dimana Anda memutuskan mengunakan rentang fokal 100mm di kamera Canon Rebel yang mengunakan 1.6X jadinya minimal Anda harus mengunakan 1/160 untuk mencegah blur. (Didapatkan dari 100mm X 1.6). Mengapa semakin besar rentang fokalnya, Anda harus mengunakan kecepatan rana yang lebih cepat? hal ini dikarenakan semakin besar rentang fokal, maka semakin sensitif sensor dalam menangkap getaran.  Faktor kedua adalah benda yang Anda foto bergerak cepat, sehingga kecepatan rana pun harus mengikuti cepatnya gerak subjek foto tersebut. Contohnya, untuk membekukan gerakan pemain basket orang orang berlari, minimal Anda memerlukan 1/500. Untuk penari dan penyanyi, biasanya 1/200 cukup, dan untuk foto manusia yang tidak bergerak 1/60 biasanya cukup baik. Joe Decker dari blog foto Photocrati mengenalkan faktor baru yaitu ukuran piksel sensor mempengaruhi blur. Katanya, kamera yang berukuran sensor sama, tapi resolusi gambar tinggi, memerlukan kecepatan rana yang lebih cepat karena ukuran piksel yang kecil lebih sensitif dalam mendeteksi getaran. Kalau teori ini benar, maka kamera yang berukuran 15 megapiksel akan lebih rawan blur daripada kamera yang berukuran 6 megapiksel.

Cara mencegah

Ada juga teknologi dalam kamera maupun lensa yang ditujukan untuk mencegah blur. Jenis teknologi ini terbagi atas dua kategori. Yang pertama dibuat dalam kamera, satunya lagi didalam lensa. Namanya pun bervariasi. Antara lain yaitu Image Stabilization (IS) atau Vibration Reduction (VR), Steady Shot (SS), Shake Reduction (SR) Mega OIS, Optical Stabilization (OS) and Vibration Compensation (VC). Semuanya berfungsi sama hanya istilahnya berbeda. Teknologi ini bisa membantu Anda tapi tidak bisa membantu secara total. Misalnya yang tadinya Anda harus mengunakan 1/200, tapi dengan bantuan teknologi ini, Anda bisa mengunakan 1/100 atau 1/60. Teknologi ini juga tidak bisa mencegah blur saat And amengambil foto orang atau benda yang bergerak cepat. Hal lain yang bisa digunakan untuk mencegah blur antara lain yaitu teknik memegang kamera atau teknik pernafasan. Dengan menahan nafas saat mengambil gambar, dan memposisikan tubuh dengan rapat atau menyender di dinding, bisa membantu mengurangi getaran yang menghasilkan blur.  

Sumber : oom digit

Jumat, 02 Agustus 2013

Mengenal Jenis jenis lensa dalam fotografi

Lensa terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan focal length / rentang lensa.

Lensa Prime atau Fixed focal length

Prime lens adalah lensa yang hanya memiliki satu rentang fokal sehingga tidak bisa zoom. Lensa prime terkenal untuk potret, kegiatan olahraga dan lain-lain. Beberapa lensa prime yang sering terkenal dan sering digunakan yaitu 50mm, 85mm, 135mm, dan 300mm. Perbedaan antara lensa prime dengan lensa zoom dapat dibaca disini.

Lensa Standard Zoom

Lensa ini disering disebut juga lensa jalan-jalan. Lensa ini biasanya mempunyai rentang fokal antara 16-85mm. Rentang fokal ini sangat fleksibel dan 80% dari foto Anda kemungkinan di jepret mengunakan lensa ini. Contoh: Canon 18-55mm f/3.5-5.6 IS, Nikon 18-55mm f/3.5-5.6 VR, Nikon 16-85mm f/3.5-5.6 VR, Pentax 16-50mm f/2.8 dan sebagainya. 

Wide Angle Zoom

Lensa Wide Angle zoom adalah lensa yang populer bagi fotografi pemandangan atau arsitektur karena kemampuan lensa ini untuk menangkap bidang yang luas dengan perspektif yang dinamis. Contoh: Sigma 10-20mm, Canon EF-S 10-22mm, Tokina 12-24mm, dan sebagainya.

Telephoto Zoom

Lensa Telephoto ini dapat membuat objek yang jauh terasa dekat. Sangat populer dikalangan fotografer binatang liar, olahraga, fotojurnalistik dan banyak lagi. Lensa ini juga populer untuk potret karena kemampuannya dalam mengkompresi latar bekalang sehingga model Anda terlihat lebih enak dipandang. Biasanya lensa telephoto rawan getar, maka dari itu lensa telephoto zoom yang memiliki Image stabilization sangat dianjurkan. Contoh: Canon 55-250mm IS, Sony 70-200mm f/2.8, Pentax 65-250mm f/4, Sigma 50-500mm dan sebagainya.

Lensa Superzoom (lensa sapu jagat)
Lensa ini seperti gabungan dari lensa standard zoom dengan telephoto zoom. Rentang fokal lensa ini sangat lebar, dari 18mm sampai telephoto 200mm bahkan ada yang sampai 270mm. Karena itu, lensa ini sangat populer untuk lensa jalan-jalan dan travel. Ideal untuk orang yang tidak ingin mengganti-ganti lensa. Kekurangan lensa ini yaitu pada kualitas optiknya secara umum tidak seprima lensa standard atau lensa telephoto.

Lensa Makro

Lensa Makro adalah lensa ideal untuk mengambil foto close-up atau detail shot dari benda-benda berukuran kecil, misalnya perhiasaan, bunga, serangga, dan sebagainya. Lensa makro mampu membesarkan objek yang difoto dan menangkap detail dan warna dengan tajam. Lensa Makro kadang dipakai untuk potret karena rentang fokal lensa makro biasanya sekitar 90-200mm. Tapi banyak yang tidak menyukai hasil foto potret dengan mengunakan lensa makro karena terlalu tajam, sehingga ketidaksempurnaan dalam kulit menjadi terlalu ketara di foto. Pada umumnya lensa Makro yang baik bukan lensa zoom melainkan prime.
Demikian tipe-tipe lensa umum yang Ada, semoga membantu Anda dalam memutuskan lensa yang paling cocok digunakan untuk kesempatan yang ada.

Sumber : Om Digit Leave a Komentar